Kamis, 14 November 2019

Puisi Demokrasi

 

 

Selai Selimut

karya
 Ketrin



Selai alami telah selimuti negeriku
Negeriku yang dulu mulus tanpa selimut
Negeriku yang dulu halus tanpa asap laut
Kini, negeriku semu oleh selai selimut yang membungkusnya


 Pembuat selai itu seolah-olah hangus, lenyap, dan semu tanpa sisa
 Dan pembuat selai itu tiba-tiba mengendap hilang  tanpa pancaindera
 Berhamburan dipijak oleh  tanda opsi yang mengharap tanpa tatapan
 Bertaburan dihembus angin kemunafikan yang menetap tanpa alasan

          
Desakan udara segar dan layu berhimpit sempitkan atmosfer kami 
Yang membuatnya berongga-rongga seperti pada batang Nymphaea
Kesesakan uap alami dan buatan terjepit jepitkan almamater kami
Yang membuatnya berbuku-buku seperti pada hewan Anthropoda

  Aroma lahapan Si Jago Merah yang tercium dari kericuhan
  Menjadiakan selimut negeriku yang awalnya putih kini jadi abu
  Auman raung Si Harimau Belang yang mengaum dari kerisauan
  Menjadikan selimut negeriku yang akhirnya damai kini jadi babu


Hai, para pembuat selai 
Kalianlah manis semu negeriku in
Kalianlah pahit getir tanah airku ini
Dan karena itulah kalian tampak seperti bayangan yang mati
Dan karena itu jugalah kalian tampak seperti ampas sari pati


            Ku tak mengerti mengapa para pembuat selai itu tak cemas ataupun panik
            Ku tak mengeti mengapa para pembuat selai itu tak berkemas ataupun buat taktik
            Padahal mereka mengerti alasan apa yang mereka perbuat tuk negeri ini   
            Padahal mereka juga mengerti akibat apa yang akan mereka rasakan tuk negeri ini






1 komentar:

  1. Assalaamu'alaikum Adek kakak
    keket terus perbaiki dan tambah terus diksinya yang tak mudah ditebak ya Adek kakak
    teruslah berkarya
    semangat

    BalasHapus

Puisi teruntukmu perempuan

Mutiara Kehidupan karya Ketrin Parasmu ecohkan galaksiku Akhlakmu lembutkan cangkang bumiku Jadilah mutiara kehidupan seda...